Select Menu

Slider

Internasional

INTERNATIONAL

International

Travelling Mancanegara

Nasional

Story

Bussiness

Racing

Biografi

» » Sukarno atau Soekarno, Mana Yang Benar ? Simak Yuk!
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Openrefer -Ketua Yayasan Soekarno, Guruh Soekarno Putra (kedua kiri), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (ketiga kiri) dan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (kanan) meresmikan Jalan Dr.Ir. Sukarno yang sebelumnya bernama Jalan Cikapundung Timur, Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/11).
Pemberian nama Jalan Dr.Ir. Sukarno selain untuk memeringati Hari Pahlawan juga sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden Sukarno yang pernah melahirkan pemikiran-pemikirannya dalam merancang kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme di kota Bandung.
Foto. Guruh Sukarnoputra di acara peresmian Jl. Dr Ir Sukarno (Antaranews)


Acara peresmian Jalan Dr. Ir Sukarno ini juga menjadi momen yang tepat bagi Guruh Sukarnoputra, putra kelima Sukarno dari istrinya Fatmawati untuk meluruskan penulisan nama ayahnya. Nama presiden pertama Indonesia tersebut biasa ditulis dengan Soekarno (ejaan 'oe'). Namun rupanya Sukarno lebih menginginkan agar namanya ditulis Sukarno, tanpa menggunakan ejaan 'oe'
"Jadi dituliskan dengan 'u' bukan 'oe'. Bung Karno lebih menginginkan ditulis dengan nama 'Sukarno' karena jika ditulis dengan 'oe' sebagai warisan pemerintah kolonial," ujar Guruh di sela-sela peresmian nama Jalan Dr. Ir. Sukarno, Selasa (9/11).
Guruh menegaskan bahwa ayahnya sendiri yang meminta agar namanya ditulis dengan ejaan 'Sukarno' bukan 'Soekarno'. Hal ini dapat dibuktikan dari permintaan otobiografi yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams pada tahun 1965.
Buku Otobiografi sendiri ditulis oleh Cindy Adams dari hasil wawancara dengan Sukarno yang terbitkan dalam Bahasa Inggris pada tahun 1965. Baru pada tahun 1966 keluar edisi Bahasa Indonesia. Permintaan Sukarno agar namanya dieja dengan nama Sukarno telah menerangkan dengan jelas bahwa nama Sukarno paling benar.
Berdasarkan penelusuran Merdeka.com, huruf 'oe' memang tidak digunakan lagi dalam ejaan Bahasa Indonesia tahun 1960an. Huruf oe telah digantikan menjadi 'u' pada saat ejaan van Ophuijsen (1901-1947) diganti Ejaan Republik Soewandi (1947-1972) pada tanggal 17 Maret 1947. Jadi sebelum 'oe' sudah tidak digunakan lagi.
So guys, udah tau khan !!! So jangan salah eja lagi ya.

Sumber: Merdeka dan Antara News

About Otnia

Kami memberikkan informasi apapun dengan harapan pengunjung openrefer bisa mendapatkan kepuasan
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply